Tumpeng Tradisi Jawa yang Selalu Ada di Setiap Acara Syukuran
PEMUKA RAKYAT - Tumpeng adalah salah satu hidangan wajib pada acara tradisi sajian, berupa nasi kuning berbentuk gunung yang dikelilingi beragam lauk.
Tumpeng kerap digunakan dalam upacara, baik yang sifatnya kesedihan maupun gembira. Menilik dari sejarah dibuatnya tumpeng ini untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam nenek moyang.
Hal ini berkaitan erat dengan kondisi geografis Indonesia yang dipenuhi dengan jajaran gunung berapi. Namun seiring dengan masuknya Islam di Indonesia sajian tumpeng dianggap sebagai pesanpermohonan kepada yang Maha Kuasa.
Berikut Tim Pemuka Rakyat merangkum dalam selalu ada tumpeng di setiap acara syukuran.
Baca Juga: Daftar Merek Air Mineral Favorit Masyarakat Indonesia
Sarat Filosofis Tumpeng
- Representasi hubungan antara Tuhan dengan manusia dan manusia dengan sesamanya
- Simbol untuk menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, tidak mudah putus asa
- Simbol harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin tinggi atau sejahtera
- Penyajian nasi tumpeng beserta lauk pelengkapnya juga memiliki filosofi dan makna tertentu
- Tumpeng Robyong, biasanya disajikan pada upacara siraman pernikahan adat jawa.
- Tumpeng Nujuh Bulan, digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan.
- Tumpeng Pungkur, digunakan pada saat kematian seseorang yang masih lajang
- Tumpeng Putih, berartikan kesucian dalam adat jawa dan digunakan dalam acara sakral.
- Tumpeng Nasi Kuning, menggambarkan kekayaan dan moral yang luhur, digunakan untuk syukuran acara gembira seperti nikahan, tunangan, kelahiran dan ulang tahun.
- Tumpeng Nasi Uduk, biasanya digunakan untuk peringatan Maulid Nabi.
Editor: Fredi A.