Catur Wedha, Budaya Jawa (Foto: Pemuka Rakyat)
PEMUKA RAKYAT - Dalam sebuah pernikahan setiap Daerah mempunyai tradisi berbeda-beda, mulai dari lamaran sampai acara pernikahan.
Dalam budaya Jawa sendiri mempunyai tradisi sendiri, seperti halnya pada saat lamaran.
Terdapat sebuah rangkaian proses pada saat acara tersebut. Seperti, Catur Wedha.
Istilah Catur Wedha dalam bahas Indonesia yang artinya empat nasehat. Nasehat tersebut biasanya disampaikan oleh mertua yang ditujukan kepada calon menantu.
Penyampaian Catur Wedha lazim dibacakan ketika malam Midodareni, yakni setelah wakil dari keluarga calon pengantin pria melengkapi lamaran yang ditujukan kepada keluarga pengantin wanita.
Baca Juga: Alasan Buton tidak Pernah Dijajah Belanda
Berikut ini Tim Pemuka Rakyat merangkum daftar Catur Wedha dalam budaya Jawa.
Hangayomi
Mengayomi atau melindungi, Pria harus melindungi istrinya dengan sepenuh hati. Sama halnya orang tua melindungi anak-anaknya tanpa pamrih.
Hangayani
Menyejahterakan, pesan untuk kepala keluarga agar selalu bertanggung jawab untuk menyejahterakan atau mencukupi segala kebutuhan istri dan anak-anaknya.
Hangayemi
Memberikan rasa nyaman, menciptakan kenyamanan dalam rumah tangga, agar membuat pasangan selalu memiliki segudang cinta tanpa alasan.
Hanganthi
Menuntun atau memimpin, pria harus menjadi panutan atau pemimpin bagi istrinya, memimpin perjalanan rumah tangga dengan bijak bersama istri dan anak-anaknya.
Baca Juga: Pasar Pengantin, Tradisi di Bulgaria
Demikian daftar Catur Wedha, budaya Jawa.
Editor: Zumrotun N.