Pedagang Pasar Umum Negara Angkat Bicara Tolak Revitalisasi (Foto: Pemuka Rakyat)
PEMUKA RAKYAT - Ruko-ruko di Pasar Umum Negara tampak tidak beroperasi pada Senin, (5/6). Hal ini disebabkan adanya sosialisasi amdal dan ded (detail engineering design) yang dilakukan oleh konsultan revitalisasi Pasar Umum Negara pada pukul 14.00 sore, di Gedung Kesenian Dr. Ir. Soekarno.
Para pedagang pasar memutuskan tidak berdagang atau atau merelakan tidak menjalani kegiatan usahanya. Mereka yakin, langkah ini adalah langkah perjuangan untuk memperjuangkan hidup dan mati mereka dalam berdagang.
Salah satu konsultan DED mengatakan dalam presentasinya bahwa pasar umum Jembrana akan dijadikan sebagai tempat yang lebih dari tempat berdagang, yakni akan dijadikan sebagai tempat nongkrong, instagrammable, dan rekreasi. Namun, hal ini justru mendapatkan sorakan riuh dari para peserta atau pedagang pasar.
Konsultan DED juga mengatakan, akan merencanakan revitalisasi pasar umum Jembrana ini menjadi dua lantai yang terdiri dari dua gedung (A dan B), serta akan dihubungkan dengan jembatan penghubung.
Baca Juga: Deretan Nama Artis yang Berhasil Duduki Kursi DPR RI Periode 2019-2024
Akan disediakan pula lift untuk barang, sementara pedagang akan disediakan tangga dan, akan dilakukan juga perombokan untuk tempat suci. Sedangkan ukuran los akan mengikuti aturan SNI yaitu berukuran 1 meter persegi dan ukuran kios adalah 6 meter persegi.
Pasca penyampaian presentasi pedagang pasar diberikan kesempatan menyampaikan pendapat mereka ke pada seluruh partisipan yang hadir. Mulai dari Pejabat setempat, konsultan, hingga teman-teman pedagang yang hadir.
Dalam kesempatan tersebut, 4 (empat) perwakilan pedagang menyampaikan bahwa mereka tidak dapat menerima revitalisasi tersebut.
“Di sini saya ingin mengatakan tidak bisa menerima yang disampaikan para konsultan. Ukuran los 1 meter persegi kita bisa apa di sana… Menurut saya aturan itu bisa dirubah, tapi kalau Weda dan al-Qur’an itu tidak bisa dirubah.” pungkas Pak Gusti, salah seorang pedagang pasar yang sudah berdagang sejak tahun 1982, dalam kesempatannya menyampaikan pendapat.
Baca Juga: Jejak Kemiskinan Jawa Tengah di Bawah Kepemimpinan Ganjar Pranowo
Ada juga yang merasa kecewa atas kebijakan ini. Belum ada bentuk sosialisasi akan dilakukan revitalisasi, tetapi di kegiatan ini para pedagang sudah diberi rancangan detail tentang pembangunan.
“Saya kira baru mau disosialisikan, ternyata sudah ada rencana yang matang seperti ini. Saya kecewa atas kebijakan ini.” ujar bu Sutin salah satu pedagang pasar.
Meskipun demikin, salah satu perwakilan anggota dewan yang juga pedagang pasar, H. Muhammad Yunus, ikut menghadiri dan menyampaikan optimismenya kepada Bupati Jembrana I Nengah Tamba.
“Saya yakin Bapak Bupati Tamba memiliki kebijksanaan untuk mengambil keputusan terkait perjuangan hidup dan mati kami” tutup H. Yunus mengakhiri kesempatannya menyampaikan pendapat.
Kegiatan ini berlangsung dengan suasana riuh dari para pedagang. Terdengar sorakan “tidak masuk akal” merespon sosialisasi dari para konsultan. Hingga pukul 16.00, pedagang tidak hentinya-hentinya bersorak riuh sebagai bentuk penolakan mereka.
Editor: Zumrotun N.