![]() |
Sejarah Simbol Perlawanan Palestina |
PEMUKA RAKYAT - Belakangan ini banyak berseliweran postingan mengenai irisan semangka yang disebut sebagai salah satu simbol perlawanan Palestina, dari mana asal usulnya? Berikut ini Tim Pemuka Rakyat mengulas mengenai sejarah semangka yang dijadikan simbol perlawanan Palestina.
Bagi sebagian orang semangka hanya buah biasa berwarna merah dengan rasa manis yang berair. Namun tidak bagi warga Palestina, buah satu ini sangat ikonik mewakili Palestina.
Hal tersebut dikarenakan buah satu ini memiliki warna yang sama dengan Palestina- merah, hijau, putih dan hitam. Karena hal itulah semangka digunakan untuk protes atas tindakan penindasan yang dilakukan oleh Israel.
Awal mula penggunaan buah semangka sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina adalah sejak tahun 1967. Saat itu, Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza dan mengambil alih Yerusalem Timur. Ketika perang meletus, pemerintah Israel melarang siapapun untuk mengibarkan bendera Palestina di wilayahnya. Bahkan siapapun yang berani melakukannya akan mendapatkan ancaman penjara hingga pembunuhan.
Larangan pengibaran bendera tersebut berlangsung bahkan hingga tahun 1993, ketika Perjanjian Oslo melonggarkan pembatasan terhadap warga Palestina di Israel.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Tentang Tel Aviv, Kota Bersejarah di Israel yang Punya Banyak Museum
Saat masa perang tersebut, semangka digunakan sebagai simbol protes. Irisan buah semangka yang memiliki semua bagian warna bendera Palestina digunakan untuk demonstrasi. Para pengunjuk rasa yang menentang pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza membawa irisan semangka sebagai pengganti dari bendera.
Meski saat ini Israel sudah tak melarang pengibaran bendera Palestina berdasarkan hukum, namun para pemimpin Israel sempat menyatakan penolakan terhadap pengibaran bendera tersebut dalam suasana protes. Bahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat menyebut jika kibaran bendera tersebut sebagai bentuk protes sekaligus hasutan warga Palestina terhadap Israel.
Keadaan semakin kacau saat Meta di Instagram beri label pada bio profil pengguna Instagram di Israel. Hal itulah yang membuat para warganet akhirnya berbondong-bondong menggunakan gambar irisan semangka sebagai bentuk dari dukungan sekaligus protes atas serangan yang telah dilakukan oleh Israel hingga membuat ribuan nyawa anak-anak di Palestina melayang.
Selain menjadi simbol perlawanan bagi masyarakat Palestina, Semangka juga menjadi bahan makanan favorit di Gaza. Semangka sendiri sudah tumbuh berabad-abad silam di Timur Tengah. Karenanya tak heran jika warga di sana menggunakan semangka sebagai salah satu bahan dasar pembuatan makanan khas yang lezat.
Di Palestina, Yuna serta Mesir biasanya menyajikan salad semangka. Salah seorang penulis buku masa berjudul Levant sekaligus koki asal Palestina biasa memasak sajian salad halloumi dengan tambahan potongan semangka. Menu tersebut disebutkan dalam bukunya.
Baca Juga: Tel Aviv: Ibukota Israel Ditimpa Bencana di Tengah Operasi Militer Terhadap Gaza
Warga Gaza pun tak ketinggalan memiliki makanan khas dari semangka yang lezat. Salah satu makanan khas Gaza yang terbuat dari semangka adalah fatet al ajer atau qursa. Qursa ini merupakan makanan yang terbuat dari isian roti pipih dengan tambahan semangka, tomat, terong serta paprika.
Semangka tak hanya satu-satunya buah yang menjadi lambang ikonik Palestina. Ada beberapa buah lainnya di antaranya terong, jeruk dan zaitun.
Seorang sastrawan asal Palestina pernah membuat sebuah karya berjudul After the Last Sky dan menjadikan terong sebagai simbol dari negara Palestina.
Lain Lagi buah jeruk yang dijadikan sebagai simbol untuk mengenang nenek moyang Palestina. Seorang Novelis sekaligus jurnalis Palestina bernama Ghassan kanafani pernah menggunakan jeruk sebagai sebuah lambang kehilang dalam sebuah cerita pendek buatannya yang berjudul The Land of Sad Oranges. Cerita pendek ini bercerita tentang Nakba pada tahun 1948.
Zaitun sendiri sama seperti semangka dijadikan sebagai simbol perlawanan bagi warga Palestina. Pohonnya sendiri dapat ditemukan di seluruh Wilayah Palestina dan merupakan simbol perlawanan.
Nour Alhoda Akel, merupakan warga Palestina dari lembah Ara, Ia mempercayai bahwa pohon zaitun diasosiasikan dengan identitas Palestina karena pohon zaitun mewakili hubungan mendalam bagi orang Palestina dengan tanah air mereka.
Menurut Nour Alhoda Akel "Pohon zaitun bisa hidup ratusan tahun, adi kalau pohon di luar rumah saya berumur 100 tahun, saya seperti punya ikatan batin dengannya."
Pada setiap tahunya, Akel bersama dengan keluarga besarnya untuk memetik buah zaitun dari kebun mereka, tanaman tersebut merupakan pusaka keluarga.
Bagi warga Palestina sendiri, panen zaitun merupakan sumber pendapatan penting. Selain minyaknya yang digunakan sebagai bahan masakan, buahnya juga kerap digunakan sebagai bahan baku dalam kosmetik, sabun dll.***
Editor: Fredi A.