Simak Fakta Menarik Gunung Krakatau yang Kembali Erupsi (Foto: pemuka-rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Krakatau kembali mengalami erupsi dengan memuntahkan abu vulkanik.
Pengamatan menunjukkan bahwa kepulan abu vulkanik berwarna hitam dengan intensitas yang cukup tebal menjulang tinggi ke arah timur laut.
Dampak dari aktivitas vulkanik ini menyebabkan Gunung Krakatau dinaikkan statusnya menjadi siaga level III. Dalam kondisi ini, masyarakat dan nelayan diimbau untuk menjauhi kawasan gunung dengan radius jarak 5 kilometer.
Perlu dicatat bahwa Gunung Krakatau memiliki sejarah letusan dahsyat pada tahun 1883 yang meninggalkan dampak serius.
Baca juga: Fakta Menarik di Balik Sejarah Gunung Marapi
Letusan tersebut menghasilkan awan panas dan abu vulkanik yang menyelimuti langit, menciptakan suasana gelap layaknya malam hari.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Gunung Krakatau yang telah dirangkum oleh Tim Pemuka Rakyat dari berbagai sumber.
Letusan Terdahsyat
Gunung Krakatau terletak di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, di perairan Selat Sunda. Dianggap sebagai letusan terdahsyat pada tahun 1883 karena merupakan salah satu peristiwa alam paling menghancurkan yang tercatat dalam sejarah geologi dunia.
Letusan eksplosif pada tahun itu mengakibatkan dampak besar, termasuk kepulan awan panas dan abu vulkanik yang membuat langit menjadi gelap.
Suara dentuman yang sangat keras terdengar hingga ribuan kilometer jauhnya. Letusan tersebut diakui sebagai letusan gunung paling dahsyat dan terbesar sepanjang sejarah.
Baca juga: Alasan Mengapa Pengungsi Rohingya Ditolak oleh Warga Aceh
Diketahui oleh Pelaut Belanda
Pada tahun 1680, pelaut Belanda melaporkan erupsi tersebut, mengambil potongan besar batu apung dan menemukan bukti aliran lava.
Meskipun pada zaman tersebut belum ada teknologi komunikasi modern, para pelaut Belanda memiliki jaringan komunikasi yang cukup efektif.
Informasi tentang letusan gunung berapi dapat dengan cepat tersebar melalui jaringan ini, memungkinkan pengetahuan tersebut mencapai otoritas Belanda di wilayah tersebut.
Pelaut Belanda mengetahui letusan Gunung Krakatau karena keterlibatan mereka dalam perdagangan maritim serta posisi strategis di wilayah tersebut.
Selain itu juga karena pencatatan peristiwa di jurnal kelautan dan jaringan komunikasi yang efektif pada masa tersebut.
Baca juga: Mengenal Sitinjau Lauik: Tanjakan Maut Sumatera Barat
Diteliti oleh Orang Belanda
Belanda memiliki ketertarikan besar dalam meneliti letusan Gunung Krakatau karena Hindia Belanda, yang saat itu merupakan koloni Belanda, terletak di sekitar wilayah tersebut.
Belanda melihat pentingnya memahami letusan gunung berapi untuk merencanakan tindakan pencegahan dan mitigasi bencana di masa depan.
Penelitian tersebut berusaha untuk mengidentifikasi pola perilaku gunung berapi dan mengembangkan sistem peringatan dini sebagai bentuk perlindungan dari ancaman mendatang.
Verbeek, seorang ahli geologi Belanda yang tinggal di Pulau Jawa, telah melakukan penelitian di kawasan Gunung Krakatau sebelum letusan dahsyat tahun 1883.
Setelah letusan, ia kembali untuk mempelajari dampak erupsi dengan mengumpulkan laporan saksi mata dan mengamati kerusakan yang dihasilkan.
Laporan dan penelitian Verbeek menjadi dasar vulkanologi modern dan diterbitkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1885, dua tahun setelah letusan.
Baca juga: Fungsi Rumah Gadang di Minangkabau
Munculnya Anak Gunung
Pada tahun 1927, 44 tahun setelah letusan dahsyat, muncul Anak Gunung Krakatau dari kaldera yang masih aktif. Ketinggian gunung ini terus bertambah cukup cepat, sekitar 0,5 meter setiap bulan dan 6 meter setiap tahunnya.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh material yang terus keluar dari perut gunung. Daerah sekitar Selat Sunda merupakan wilayah tektonik yang aktif, di mana lempeng tektonik bertemu dan saling berinteraksi.
Tektonika lempeng ini menciptakan kondisi yang mendukung pemitigasi mbentukan gunung api baru. Aktivitas subduksi di bawah Laut Jawa juga berkontribusi pada proses ini.
Gunung Krakatau tetap menjadi fokus perhatian para ilmuwan dan peneliti karena aktivitas vulkaniknya yang berpotensi menciptakan dampak besar.
Proses pemantauan terus-menerus, diharapkan dapat dilakukan mitigasi bencana yang efektif dan melindungi masyarakat sekitarnya.
Itu dia beberapa fakta menarik dari Gunung Krakatau, semoga bisa memperluas pengetahuan sobat Pemuka Rakyat mengenai sejarah letusan Gunung Krakatau.***
Editor: Zumrotun N.