Kendaraan saat Melintasi Sitinjau Lauk (Foto: pemuka-rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Sitinjau Lauik merupakan tanjakan ekstrem yang harus ditempuh oleh para pengendara yang melewati jalan raya Padang - Jambi, Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat.
Jalan yang berada di ketinggian 220 mdpl tersebut bukan sembarangan jalan karena tidak semua orang bisa melewatinya dengan mudah dan lancar.
Perlu keberanian ekstra dan keahlian bagi para pengemudi dalam memilih ruas jalan dan timing yang pas untuk melintasi tanjakan-tanjakan tinggi yang ada di sepanjang jalan.
Selain kelok 44 yang juga terkenal sebagai jalan yang menguji adrenaline di Sumatera Barat. Sitinjau memiliki beberapa tanjakan tinggi yang berada di tikungan tajam yang menyebabkan kendaraan, khususnya mobil-mobil besar seperti truk dan bus harus memilih sisi terluar jalan (yang landai) dengan pemandangan jurang di sampingnya.
Jalur curam tersebut merupakan rute nasional sebagai jalan penghubung lintas provinsi yang ada di Sumatera Barat sehingga jalan tersebut harus dilewati dan tidak bisa dihindari.
Baca Juga: Fungsi Rumah Gadang di Minangkabau
Jalur yang memiliki udara yang dingin tersebut juga terkenal dengan rawan longsor terutama di saat musim penghujan sehingga para pengendara dituntut agar selalu berhati-hati dan memantau kondisi jalan yang akan mereka lalui.
Ada banyak papan peringatan yang akan ditemui di sepanjang jalan demi keselamatan para pengendara. Saat longsor terjadi, tidak hanya tanah yang akan menutupi ruas jalan namun sering diiringi juga dengan pepohonan yang tumbang hingga bebatuan besar, yang beberapa kali sempat menelan korban jiwa. Hal tersebut menyebabkan kemacetan hingga berjam-jam bahkan hingga seharian.
Jalan yang memiliki ruas sepanjang kurang lebih 15 km tersebut tidak memiliki pembatas jalan. Di sisi kiri jalan ditutupi oleh tebing tinggi atau pepohonan dan di sisi kanan jalan akan dijumpai jurang yang curam.
Sehingga sangat diharuskan bagi para pengendara yang akan melewati jalur tersebut untuk memeriksa keadaan kendaraannya khususnya kondisi rem, karena sering terjadi kecelakaan akibat rem blong.
Baca Juga: Tradisi Upacara Sunat Rasul yang Ada di Minangkabau
Selain itu, beberapa kecelakaan lainnya yang sering terjadi di tanjakan maut tersebut yaitu gagal menanjak, karena posisi dan timing yang tidak pas saat menanjang atau muatan melebihi kapasitas sehingga tidak kuat untuk menanjak, beberapa diantaranya bahkan sampai terguling di median jalan.
Saking seringnya memakan korban, beberapa warga lokal ada yang membuat konten YouTube dan TikTok khusus untuk mengabadikan momen-momen di jalur ekstrem tersebut. Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, di beberapa titik akan dijumpai ‘Pak Ogah’ sang relawan siaga yang membantu mengatur lajunya jalur lalu lintas.
Tidak hanya di siang hari, bahkan malam hari pun mereka tetap beroperasi. Mereka tidak digaji oleh Negara, upah yang didapat hanya dari ketersediaan para pengendara yang mereka bantu, ada yang memberi berupa uang, rokok, makan dan minuman.
Namun tak jarang beberapa pejabat dan crazy rich minang secara royal memberikan mereka uang dalam jumlah banyak bahkan ada yang memberikan pakaian.
Namun selain kondisi jalan yang membuat hati was-was dan tak henti mengucap doa tiap akan melaluinya, pengendara juga akan disuguhkan oleh pemandangan indah kota Padang dan panorama laut sepanjang pantai yang terlihat dari ketinggian, khususnya saat malam hari yang memperlihatkan kerlap kerlip lampu kota yang memanjakan mata, tak jarang juga akan ditemui hewan bercahaya yang indah, kunang-kunang serta udaranya yang sejuk karena masih terdapat banyak pepohonan yang rimbun di sisi jalan.
Kabarnya untuk mengatasi kondisi jalan yang cukup mengancam jiwa tersebut akan dibangn fly over sepanjang 10,5 km denga kisaran biaya Rp4,8 Triliun yang akan beroperasi pada kahir 2025. Demikianlah ulasan mengenai sitinjau luik, tanjakan tajam Sumatera Barat.***
Penulis : Oktavia Nurdianti
Editor: Zumrotun N.