Update Terbaru Meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Agam Sumbar
PEMUKA RAKYAT - Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Sumatera Barat meletus pada Minggu, 03 Desember 2023.
Gunung dengan tinggi 2.891 mdpl itu meletus pada pukul 14.54 WIB.
Meletusnya Gunung merapi ini diiringi dengan gempa serta suara gemuruh yang sangat keras bahkan terdengar hingga wilayah Bukittinggi dan disusul oleh muntahan abu vulkanik setinggi 3000 meter yang membumbung tinggi.
Menurut Ade Setiawan selaku tim pusat pengendali dan operasi (pusdalops) BPDB Kabupaten Agam bahwa terjadi hujan abu vulkanik yang pekat di Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Baca juga: Rekomendasi Tempat Wisata Terbaru di Sumatera Barat, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun
Hal ini terjadi karena angin yang cenderung mengarah ke arah Kecamatan Canduang. Saat ini status gunung Merapi yaitu Level II atau waspada.
Hal tersebut dikarenakan aktivitas vulkanik yang ersifat eksplosif sudah terjadi sejak awal tahun 2023.
Sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi erupsi secara tiba-tiba seperti hari ini, karena berada pada status waspada, pemerintah melarang masyarakat ataupun wisatawan untuk melakukan kegiatan dengan batas radius 3 km dari kawah atau puncak Gunung Merapi.
Pemerintah juga menghimbau masyarakat sekitar agar menggunakan masker, topi, jaket dan kacamata jika hendak melakukan aktivitas di luar rumah.
Sebagai dampak dari meletusnya Gunung Merapi, juga terjadi hujan abu bercampur dengan kerikil di daerah Ampek Angkek yang menyebabkan suara berisik di atas atap rumah warga disertai dengan bau belerang.
Baca juga: 6 Rekomendasi Wisata Terbaru di Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Libur Akhir Tahun
Kejadian hujan kerikil tersebut saat ini sedang ramai beredar di media sosial terutama TikTok.
Tidak hanya abu dan kerikil yang menghujani rumah-rumah warga, namun para pendaki yang sedang menyusuri gunung Merapi merupakan orang pertama yang merasakan dampak meletusnya salah satu gunung paling aktif di pulau Sumatera tersebut.
Diketahui tercatat ada 70 orang yang sedang mendaki pada Minggu (3/12/23), dimana sebanyak 57 orang cek in di pintu masuk Batu Palano dan 13 orang dari Koto Batu dengan status yang sudah berada di pos 4 pendakian.
Namun, baru 28 pendaki yang berhasil dievakuasi keluar dari gunung pasca terjadinya erupsi, dan masih ada sekitar 42 pendaki lainnya belum turun dan masih dalam proses evakuasi.
Para pendaki tersebut sebelumnya juga sudah mendapat peringatan bahwa tidak diperbolehkan mendaki hingga radius tiga km dari puncak. Beredar di media sosial beberapa foto dan video kondisi para pendaki yang selamat dan berhasil dievakuasie.
Sebelumnya, Gunung Merapi juga sudah pernah erupsi, tepatnya pada 8 September 1830 yang menimbulkan awan hitam berbentuk kembang kol dengan ketebalan 1500 meter di atas puncak.
Setelah itu terjadi kembali erupsi pada 30 April 1979, pada kejadian tersebut memakan korban jiwa sekitar 60 orang termasuk tim evakuasi yang terperangkap longsor.
Kemudian pada akhir tahun 2011, letusan yang menyemburkan abu vulkanik itu bahkan berdampak hingga Kabupaten Padang Pariaman karena terbawa oleh angin, menyebabkan kualitas udara menjadi buruk dan mengharuskan masyarakat menggunakan masker.
Tanggal 26 Februari 2014 silam Gunung Merapi juga meletus tepatnya pukul 16.15 WIB yang berdampak hingga wilayah Agam, Tanah Datar.
Terdekat, sebelum letusan yang terjadi pada hari ini, pada 7 Januari 2023 pukul 16.11 WIB terjadi erupsi yang diketahui pada saat itu terdapat sejumlah pendaki yang sedang berkemah.
Saat ini status Gunung Merapi masih sama seperti statusnya sejak awal 2023, yaitu waspada sesuai dengan rekomendasi yang menyesuaikan potensi ancaman bahaya terkini.
Itulah dia ulasan kronologi dan dampak meletusnya Gunung Merapi yang hingga saat ini masih terus dalam pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).***
Editor: Zumrotun N.