Simak Dari Mana Asal Tradisi Kawin Tangkap (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Baru-baru ini viral di media sosial aksi kawin tangkap di Kabupaten Sumbawa Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 4 pelaku berhasil diamankan oleh pihak Kepolisian.
Banyak yang penasaran sebenernya kawin tangkap ini tradisi berasal dari mana? dan sejak kapan ada? Simak selengkapnya artikel ini hingga akhir.
Tak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Pulau Sumba pada umumnya termasuk di Kabupaten Sumber Barat Daya mengenal prosesi kawin tangkap atau paneta mawinne.
Tradisi ini merupakan sistem perkawinan yang terjadi tanpa adanya persetujuan salah satu pihak, dan biasanya terjadi bukan atas dasar cinta, melainkan kesepakatan orang tua.
Baca Juga: Ricuh Aksi Penolakan di Pulau Rempang, Simak Fakta Megaproyek Milik Tomy Winata ini
Motivasi dilakukan perkawinan ini biasanya bermacam-macam mulai dari masalah ekonomi karena mas kawin atau belis yang mahal hingga soal pengaruh dan kekerabatan.
Lalu bagaiman cara kawin tangkap dilakukan?
Biasanya masyarakat Sumba melakukannya dengan strategi pihak perempuan disuruh ke pasar atau tempat umum lainnya dan disana sudah disiapkan beberapa laki-laki untuk menangkap atau menculiknya kemudian dinaikkan di atas kuda tunggangan atau mobil untu dibawa lari ke rumah laki-laki.
Saat pihak perempuan diculik atau ditangkap itulah Ia akan merasa kaget dan berteriak meminta tolong, namun karena hal tersebut sudah disiapkan maka tidak ada pihak yang menolongnya.
Setelah perempuan sampai di rumah calon laki-lakinya, Ia sendiri belum mengetahui bahwa akan ada proses lanjutan dimana pihak keluarga perempuan datang dan mencari anak mereka.
Baca Juga: Apa itu Flare yang Sebabkan Kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo
Kehadiran pihak keluarga perempuan itu merupakan bagian startegi sendiri, dan mereka selanjutnya melakukan pembicaraan tentang kapan perkawian secara adat dan bagaimana pembelisannya (maharnya). Sementara itu sang perempuan hanya pasrah dan mengikuti kehendak orang tua dan keluarga besarnya.