Ucapan
Duka untuk Alm. Habib Hasan bin Ja'far Assegaf
PEMUKA RAKYAT - Umat Islam di Indonesia merasakan kehilangan yang mendalam dengan berpulangnya seorang ulama yang disayangi, Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.
Pendiri dan pemimpin Majelis Taklim Nurul Musthofa, Jakarta Selatan.
Habib Hasan wafat usai menunaikan salat dhuha pada hari Rabu, 13 Maret 2024 pukul 09.01 WIB, bertepatan dengan tanggal 2 Ramadan 1445 Hijriah.
Di usianya yang ke-47, Habib Hasan meninggalkan warisan kebaikan dan keilmuan yang tak terlupakan.
Baca juga: Profil dan Biodata Ning Umi Laila: Umur, Asal, Pendidikan, Orang Tua hingga Pasangan
Kehidupan dan Kontribusi
Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, atau yang akrab disapa Habib Hasan, adalah seorang ulama yang meninggalkan jejak kebaikan dalam perjalanan hidupnya.
Habib Hasan dilahirkan di Kramat Empang, Bogor pada 26 Februari 1977.
Habib Hasan tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan cinta akan ilmu agama.
Sebagai anak sulung dari keluarga Habib Ja’far Assegaf, dia dibesarkan dalam atmosfer keagamaan yang kental.
Dari masa kecilnya, Habib Hasan belajar mengaji bersama Syaikh Usman Baraja.
Ia juga mengembangkan cinta mendalam terhadap ilmu agama, yang ditanamkan oleh kakeknya.
Baca juga: Profil dan Biodata Habib Zaidan Yahya: Umur, Asal, Pendidikan, Orang Tua hingga Pasangan
Setelah kepergian kakeknya, Habib Hasan terus mengabdikan dirinya dalam dakwah Islam.
Pada usia 19 tahun, beliau diijazahkan sebuah sorban oleh guru-gurunya, menandai awal dari perjalanan dakwahnya yang luar biasa.
Habib Hasan memperluas wawasan agamanya melalui pembelajaran dengan berbagai ulama terkemuka.
Seperti Syaikh Abdul Qodir Ba’salamah dan Habib Muhammad Anis bin Alwi Al Habsyi.
Setelah menuntut ilmu formal, termasuk di IAIN Sunan Ampel Malang, Habib Hasan memutuskan untuk berusaha bersama ulama di Jakarta.
Pada tahun 1997, dia memulai perjalanan dakwahnya, dimulai dari daerah Sukabumi, Jawa Barat.
Baca juga: Profil dan Biodata Gus Idqam Sabilu Taubah: Umur, Asal, Pendidikan, Pasangan hingga Perjalanan Karirnya
Dakwahnya di sana mendapatkan sambutan hangat dari lima ratus jama’ah.
Meskipun penuh dengan ujian dan tantangan, Habib Hasan terus berjuang.
Pada tahun 1998, ia bahkan melakukan dakwah di daerah yang sangat jauh, di daerah Timor Timur, bersama dengan AlHabib Abubakar bin Hasan Alatas.
Saat kembali ke Jakarta pada tahun 1999, Habib Hasan terpukul melihat kondisi pemuda di Jakarta yang menjauh dari ajaran agama.
Dorongan untuk berdakwah semakin kuat.
Habib Hasan kemudian memulai upayanya di Jakarta Selatan, khususnya di wilayah Ciganjur.
Dengan ketekunan dan tekad yang kuat, ia membuka pengajian ratib dan maulid Simthuddurrar.
Awalnya dihadiri oleh dua puluh orang jama’ah.
Meskipun jama’ahnya sempat berkurang, Habib Hasan tidak pernah kehilangan semangat untuk berdakwah.
Dari tahun ke tahun, jama’ahnya terus bertambah, bahkan mencapai lima ratus orang pada tahun 2001.
Pada tahun yang sama, pengajian ini resmi diberi nama Majelis Ta’lim Nurul Musthofa, menggantikan nama sebelumnya, Al-Irfan.
Habib Hasan, dengan semangat dan ketulusannya, menggagas berbagai kegiatan untuk meriahkan pengajian.
Termasuk mengadakan maulid dengan mengunakan marawis atau ketimpring (rabana).
Meskipun perjalanan dakwahnya penuh dengan ujian dan tantangan, Habib Hasan telah meninggalkan warisan berharga bagi umat Islam Indonesia.
Warisan dan kenangan
Meskipun Habib Hasan telah berpulang, warisan kebaikan dan keilmuan yang ia tinggalkan akan terus menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.
Dengan menikahi salah satu cucu keturunan Rasulullah SAW, Syarifah Muznah binti Ahmada Al-Haddad (Al-Hawi), Habib Hasan menunjukkan komitmen dan cinta mendalamnya pada ajaran Islam.
Pernikahan ini tidak hanya menjadi bukti dari kesucian hubungan keluarga, tetapi juga mencerminkan keinginan Habib Hasan untuk memperkokoh ikatan dengan keluarga Rasulullah SAW.
Dengan demikian, Habib Hasan memperlihatkan bahwa cinta pada Islam tidak hanya dipraktikkan dalam ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan keluarga.
Keputusan beliau ini juga menjadi teladan bagi kita dalam menjaga dan memuliakan garis keturunan Nabi Muhammad SAW serta menghidupkan sunnah-sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Doa dan Penghormatan
Mari Sama-sama berdoa agar Allah SWT memberikan tempat yang mulia bagi Habib Hasan di sisi-Nya.
Serta memberikan kesabaran kepada keluarga serta pengikutnya yang ditinggalkan.
Mari kita semua mengenang beliau dengan penuh rasa hormat dan mengikuti jejak kebaikan yang telah ditinggalkannya.
Itulah ulasan tentang Habib Hasan bin Jafar Assegaf yang dirangkum Tim Pemuka Rakyat. ***
Editot: Fredi A.