Sosok Samaria Ayanle Mahasiswi Inggris yang Hilang Ditemukan di Sungai Inggris (Foto: pemuka-rakyat.com?)
PEMUKA RAKYAT -Samaria Ayanle, mahasiswi kulit hitam yang hilang ditemukan tewas di Sungai Thames.
Teman-teman yang mencari Ayanle mengecam pihak berwenang karena membutuhkan waktu tiga minggu untuk mengidentifikasi tubuhnya.
Beberapa teman Samaria Ayanle menjelaskan jarak waktu tiga minggu itu sebagai hal yang tidak dapat dimaafkan dan tidak adil.
Polisi mengungkap sebuah mayat yang ditemukan di Sungai Thames bulan lalu diyakini adalah seorang pelajar London yang hilang.
Samaria Ayanle, 19, sedang menjalani tahun pertamanya belajar bahasa Jepang dan sejarah seni di Universitas School of Oriental Studies (SOAS) di Bloomsbury, London, Inggris ketika dia menghilang.
Baca juga: Kolaborasi Mengejutkan: Vidi Aldiano Bersama Lay EXO-L dan Lauv di Lagu Terbaru
Dia terakhir terlihat di CCTV di asrama siswa dekat Marble Arch pada dini hari tanggal 22 Februari.
Pagi harinya, ada warga memberi tahu petugas tentang adanya mayat di dekat Dermaga Putney.
Tubuhnya ditemukan oleh masyarakat, terdampar di pantai utara Sungai Thames, dekat Dermaga Putney pada tanggal 22 Februari.
Tidak ada barang pribadi yang ditemukan di tubuh dan tes sidik jari tidak menemukan kecocokan dengan orang hilang yang dilaporkan pada saat itu.
Pihak kepolisian mengatakan jenazah tersebut tidak sesuai dengan deskripsi orang hilang lainnya pada waktu itu dan jenazahnya dikirim ke Pemeriksa untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ketika dia dilaporkan hilang, SOAS mengatakan pihaknya menangani kasus tersebut dan mencoba menghubungi keluarganya.
Baca juga: Mingyu dan Selebritis Top di Bulgari Global Event
Scotland Yard mengatakan remaja tersebut pertama kali dilaporkan sebagai orang hilang oleh staf universitas empat hari kemudian pada 8 Maret.
Investigasi orang hilang atas hilangnya Ayanle baru diluncurkan Jumat lalu ketika staf universitas melaporkannya ke polisi.
Rinciannya juga diunggah ke database Orang Hilang Inggris dengan harapan dapat mengidentifikasinya, dan petugas akhirnya menghubungkannya dengan mayat yang ditemukan di Putney pada 13 Maret, beberapa jam setelah permohonan publik.
Baru pada saat itulah polisi yang berupaya mengidentifikasi jenazah, menghubungkan penyelidikan tersebut.
Beberapa teman Ayanle menyebutkan kesenjangan tersebut sebagai hal yang tidak dapat dimaafkan dan tidak adil.
Baca juga: Profil dan Biodata Dallas Liu Pemeran Zuko di Avatar The Last Air
Dikutip Pemuka-Rakyat.com dari Evening Standard, di halaman media sosial yang dibuat untuk mencari Ayanle, seorang teman menulis: “Beristirahatlah dalam kekuasaan. Hatiku tertuju padamu. Perlakuan polisi dan SOAS terhadap kasus ini sangat mengejutkan. Penemuannya pada hari yang sama namun tidak teridentifikasi selama hampir tiga minggu adalah hal yang tidak dapat dimaafkan dan tidak adil.”
Yang lain menyatakan bahwa staf universitas pada awalnya tidak membantu dan angkuh.
Dia adalah penghuni asrama mahasiswa Nutford House, para manajer saat ini membantu mahasiswa yang terkena dampak tragedi tersebut.
Namun para mahasiswa dan teman-teman Ayanle yang telah menghabiskan tiga minggu terakhir mencarinya, mengkritik pihak universitas dan polisi karena terlalu lama menemukan kaitan tersebut.
Menanggapi reaksi tersebut, SOAS mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Ketika kematian tragis seperti ini terjadi, kami tahu bahwa orang-orang akan memiliki banyak pertanyaan untuk memahami apa yang telah terjadi, dan kami menunggu kesimpulan dari penyelidikan polisi.”
“Kami juga ingin memberikan jaminan bahwa ketika para mahasiswa menyampaikan kekhawatiran mereka tentang Samaria Ayanle kepada pihak universitas, kami segera mulai mengambil langkah-langkah untuk mencoba menghubungi Samaria, termasuk mencoba menghubungi kerabat terdekatnya, menghubungi Samaria secara langsung, dan meminta mengecek di asrama tempat tinggalnya.”
“Untuk menghormati kerahasiaan Ayanle, kami tidak dapat membagikan informasi rincian langkah-langkah yang kami ambil kepada siswa yang menghubungi kami, namun kami membalas siswa tersebut pada hari yang sama ketika mereka menghubungi kami untuk mengonfirmasi bahwa kami akan mengambil tindakan-tindakan, dan kami mulai menangani kasus ini pada hari itu.”
Polisi yakin orang yang ditemukan adalah Ayanle tetapi sedang menunggu identifikasi resmi.
Kematiannya masih belum dapat dijelaskan, menunggu penyelidikan lebih lanjut.***
Editor: Fredi A.
