![]() |
Alasan Mengapa Pengungsi Rohingya Ditolak oleh Warga Aceh (Foto: Pemuka-Rakyat.com) |
PEMUKA RAKYAT - Ratusan pengungsi Rohingya ditolak oleh warga Aceh ketika berlabuh. Ratusan pengungsi tersebut sudah mendarat di Bireuen dan Pidie sejak hari Minggu, 19 November 2023 lalu. Namun kedatangan para pengungsi tersebut ditolak oleh masyarakat.
Bahkan para pengungsi asal Myanmar ini tak diizinkan turun dan menginjakkan kaki di tanah Aceh. Mereka memiliki alasan tersendiri menolak kedatangan para pengungsi tersebut. Kurang lebih ada sekitar 490 imigran Rohingya yang mendarat secara bersamaan di daerah Bireuen dan Pidie. Namun sebanyak 249 pengungsi yang baru tiba tersebut langsung ditolak oleh warga.
Pengungsi asal Myanmar tersebut memang mendarat secara terpencar di beberapa desa. Mereka kabarnya mendarat sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Setidaknya ada empat desa yang menemukan pengungsi ini di antaranya Lhok Mambang, Samuti Rayeuk, Samuti krueng dan Blang Rheu.
Masyarakat Aceh hendak membawa para imigran tersebut untuk kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan. Bahkan para warga sempat membawa kapal para pengungsi menggunakan dump truck dan mobil pikap.
Warga Aceh beralasan tak mau menerima pengungsi asal Myanmar tersebut lantaran memiliki pengalaman buruk. Pasalnya, mereka pernah menerima pengungsi Rohingya, namun ternyata para imigran tersebut memberikan kesan yang tidak baik bagi masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Sitinjau Lauik: Tanjakan Maut Sumatera Barat
Imigran tersebut sempat memberikan kesan tingkah laku yang kurang baik dan tidak sesuai dengan adat serta Norma-norma yang ada di Desa. Selain karena perilaku yang kurang baik, para warga juga menolak karena tidak adanya tempat penampungan untuk mereka. Terlebih pengungsi sebelumnya yang diterima sempat melarikan diri dan tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka mengungsi.
Bahkan disebutkan jika pengungsi tersebut tak mengindahkan syariat Islam dan serta melanggar adat di lingkungan masyarakat. Kelakuan mengesalkan lainnya dari pengungsi Rohingya ialah mereka kerap membuang makanan yang diberikan ke laut.
Warga setempat yang pernah menolong imigran terdampar menyebutkan jika mereka pernah memberikan bantuan untuk para imigran berupa makanan, minuman, dan mie instan. Namun, para pengungsi tersebut malah membuang Barang-barang bantuan yang diberikan ke laut.
Akhirnya para pengungsi itu pun diminta oleh warga untuk melanjutkan perjalanan dan meninggalkan lokasi menuju arah Timur. Para pengungsi yang sudah turun pun diminta untuk naik kembali ke kapal, karena kedatangan mereka yang memang ditolak oleh warga sekitar.
Sementara itu Pihak Kementerian Luar Negeri RI melalui juru bicaranya, Muhammad Iqbal sempat memberikan tanggapan terkait peristiwa pengungsi Rohingya tersebut.
Indonesia tidak wajib untuk menampung para pengungsi. Hal tersebut dikarenakan Indonesia tidak melakukan penandatangan Konvensi Pengungsi pada tahun 1951 lalu. di mana dalam Konvensi tersebut disebutkan jika Negara wajib menampung pengungsi dari sebuah Negara.
Ia juga kerap mengomentari beberapa Negara yang berkewajiban untuk menampung justru seolah menutup pintu untuk para pengungsi. Meski tidak memiliki kewajiban, namun warga Rohingya tetap disediakan tempat penampungan sementara di Indonesia.
Sebelumnya, menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Indonesia memang diketahui telah menampung sekitar 1000 orang pengungsi Rohingya. Namun, sayangnya kebaikan Indonesia tersebut tak dihargai oleh para pengungsi yang berperilaku buruk sehingga membuat warga Aceh trauma.
Sementar itu menurtu Panglima Laot Aceh, Miftach Tjut Adek menyebutkan jika seharusnya permasalahan ini bisa segera ditangani oleh pemerintah pusat.
Dia menyebutkan jika pemerintah pusat tak mau memperhatikan permasalahan tersebut. Padahal pihaknya berharap jika pusat akan turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dan tidak melepaskan masalah ini pada Pemerintah serta rakyat Aceh sendiri.***
Baca Juga: Menantang Allah SWT dan Menghina Nabi Muhammad SAW, Berikut Profil dan Biodata TikTokers Dewi Bulan
Editor: Fredi A.