Apa itu Hujan Asam? dan Bagaimana Dampaknya Bagi Kehidupan? (Foto: pemuka-rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Hujan asam adalah salah satu dampak pencemaran udara. Berasal dari gas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar bereaksi dengan oksigen di udara dan air. Yang berubah menjadi asam lalu jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan.
Hujan asam memiliki pH rendah sekitar 4,1 - 5,5 yang bersifat korosif, mengandung endapan asam dengan kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) yang terbawa udara, kemudian menyebar di atmosfer.
Setiap benda yang terkena oleh hujan asam, akan mengalami dampak buruk. Seperti Korosi hingga merusak bangunan, Tumbuhan menjadi layu dan mati, Menganggu pernapasan pada manusia, pencemaran tanah dan air, serta hal buruk lainnya.
Akibatnya akan berdampak pada ekosistem, dan bahaya serius bagi manusia serta makhluk hidup lainnya.
Baca juga: Terbukti Ampuh, Ini 6 Gerakan Olahraga untuk Mengecilkan Perut Buncit
Hujan asam ini diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar di pabrik, pembangkit listrik, dan juga asap dari kendaraan bermotor.
Tak hanya itu, gas metana dari peternakan juga menjadi penyebab hujan asam meski dalam tingkat yang lebih rendah.
Dikutip oleh Tim Pemuka Rakyat dari buku Robert Boyle yang berjudul “A General History of the Air”, ia mengenalkan fenomena hujan asam pada awal abad ke-17.
Buku yang diterbitkan pada tahun 1960, dengan gambaran bagaimana fenomena hujan asam dengan istilah “Nitrous or salino-sulforus spiris”.
Pada abad ke-18, perkembangan industri otomotif semakin merebak, dan bahan bakar batubara serta minyak sebagai sumber energi untuk mesin di Eropa menyebabkan meningkatnya emisi gas.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga Ringan Untuk Ibu Hamil, Pilates dan Yoga jadi Favorit
Beberapa gas yang terdapat di atmosfer berupa SO2, NOx dan HCL, yang berasal dari gunung api, dan kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun.
Pengkristalan atau deposisi ialah perubahan fase gas menjadi padat tanpa adanya fase zat cair terlebih dahulu. Ada deposisi basah dan kering, dimana deposisi basah ini sering dianggap sebagai hujan asam.
Asam Sulfat dan nitrat yang berada di atmosfer jatuh ke bumi dan bercampur dengan hujan, salju, kabut, dan hujan es.
Ada juga deposisi kering, yaitu partikel asam dan gas yang bisa terdeposit dari atmosfer dengan tidak adanya uap air.
Partikel asam tersebut sangat cepat bereaksi untuk membentuk yang lebih besar dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dampak dari hujan asam sangat buruk bagi makhluk hidup termasuk lingkungan kita. Hujan asam bisa menyebabkan perairan tercemar dan segala ekosistem di dalamnya akan berada dalam bahaya.
Di beberapa wilayah Indonesia, sungai dan danau adalah sebagai sumber mata air bagi masyarakatnya. Dan jika dicemari oleh hujan asam, maka air tersebut juga tidak bisa digunakan lagi oleh mereka.
Efeknya hujan asam juga akan membuat pohon dan tanaman mati, karena menghilangkan mineral dan nutrisi dari tanah yang pastinya dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup.
Dampak buruknya pada manusia, tentu juga akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Peningkatan risiko penyakit jantung, menurunnya fungsi paru-paru, hingga kesulitan bernapas bagi penderita asam.
BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, Geofisika), mengawasi bagaimana kualitas udara di Indonesia.
Melewati pemantauan tingkat keasaman air hujan (pH) di 52 stasiun di Indonesia, dengan mengambil sampel menggunakan metode Wet Deposition dan Wet and Dry Deposition dengan Automatic Rain Water Sampler (ARWS).
Analisis dari hasil pengambilan sampel diuji di laboratorium kualitas udara BMKG dengan alat ion chromatograph. Pada tahun 2023, sejauh ini pH air hujan tidak mencapai batas terendah yang sudah dikategorikan sebagai hujan asam.
4.1 – 5.5: Hujan asam
3 - 4 : Hujan asam (tinggi)
< 3: Hujan asam (ekstrem)
Demikian rangkuman pengertian hujan asam hinggga dampak burukya bagi kehidupan.***
Editor: Zumrotun N.
