Simak Kebiasan Tidur yang Salah (Foto: pemuka-rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Apakah seringkali Sobat merasa lelah atau tetap mengantuk setelah bangun tidur? Penyebabnya mungkin berasal dari rutinitas yang monoton dan kesibukan yang berlebihan.
Namun, jika situasi ini terjadi secara konsisten, disarankan untuk mengevaluasi kebiasaan tidur Sobat ya. Ternyata, terdapat beberapa kebiasaan tidur yang berpotensi merugikan bagi kesehatan tubuh kita.
Apabila dilakukan secara rutin, hal ini dapat memengaruhi kualitas tidur. Mari kita kenali beberapa kebiasaan tersebut. Berikut rangkumannya dari Tim Pemuka Rakyat:
Tidur tengkurap
Konsensus dari para pakar menegaskan bahwa tidur dalam posisi tengkurap tidak dianjurkan untuk kesehatan, meskipun dapat mengurangi intensitas mengorok.
Baca juga: Film Kung Fu Panda 4 The Dragon Warrior Tayang di Tahun 2024
Sebagaimana dilaporkan oleh Healthline, posisi ini berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan pada punggung dan leher, serta mengurangi mutu tidur.
Risiko jika kepala dimiringkan ke sisi kanan atau kiri. Bagi perempuan yang sedang mengandung, sangat disarankan untuk menghindari posisi tidur ini.
Tidur tengkurap juga dapat menimbulkan risiko pada janin dengan potensi penekanan serta kekurangan pasokan oksigen.
Tidur dalam posisi bayi
Posisi bayi merujuk pada tidur dalam posisi meringkuk dengan menekuk lutut ke arah dada. Menurut National Sleep Foundation, setidaknya 41 persen orang dewasa menyukai posisi ini.
Sayangnya, posisi tersebut dapat menghambat saluran pernapasan dan mengurangi kualitas tidur. Bagaimana jika kita sudah terbiasa tidur dalam posisi bayi? Ada metode untuk memperbaikinya.
Pertama, pastikan tubuh tidak terlalu tertekuk. Selanjutnya, letakkan bantal di antara kedua kaki untuk membuat posisi tulang belakang lebih nyaman.
Baca juga: 8 Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Tubuh
Tidur di kasur yang terlalu keras atau empuk
Menurut riset dari Harvard Health, mereka menyatakan bahwa individu yang tidur di tempat tidur yang keras akan mengalami kualitas tidur yang rendah.
Di sisi lain, kasur yang terlalu empuk berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan pada bagian punggung. Jadi, apa yang dianggap sebagai pilihan terbaik?
Menurut Harvard Health, disarankan untuk menggunakan kasur yang memiliki tingkat kekerasan yang moderat, tidak terlalu keras maupun terlalu lembut. Selain itu, disarankan agar kasur tersebut dilengkapi dengan pegas yang berfungsi dengan baik.
Berbaring Lurus di Atas Kasur
Walaupun lebih baik daripada tidur tengkurap, berbaring lurus dapat memicu dengkuran, rasa sakit di bagian bawah punggung, dan potensi munculnya penyakit sleep apnea.
Anda ingin mencegah hal-hal tersebut?, WebMD menyarankan untuk menempatkan setidaknya satu bantal di bawah kepala dan satu di bawah lutut. Dengan cara ini, posisi tulang punggung dapat lebih rileks.
Tidur dengan televisi yang menyala
Televisi dan perangkat elektronik lainnya menghasilkan radiasi sinar biru yang dapat mengganggu pola tidur kita. Sinar ini memiliki potensi untuk mengurangi produksi hormon melatonin yang berperan dalam memicu rasa kantuk.
Tidur dengan televisi menyala juga dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh JAM Internal Medicine, cahaya buatan yang dipancarkan oleh televisi dapat meningkatkan risiko obesitas, terutama pada perempuan.
Bacac juga: Indonesia Waspada Hujan Asam: Bagaimana Dampak Buruknya Bagi Kehidupan?
Suhu ruangan terlalu dingin atau panas
Anda akan mengalami kesulitan tidur jika suhu di kamar terlalu tinggi, menyebabkan keringat berlebihan. Sebaliknya, suhu yang terlalu rendah hingga membuat tubuh menggigil juga tidak menyenangkan.
Maka dari itu, National Sleep Foundation menyarankan bahwa rentang suhu yang optimal untuk meningkatkan kualitas istirahat adalah antara 12 hingga 24 derajat Celsius.
Selain memberikan kenyamanan fisik, suhu yang tepat juga dapat meningkatkan kelancaran proses metabolisme. Nah, kebiasaan mana yang paling sering kamu lakukan? Mulai sekarang hindari sebisa mungkin, ya! Dengan begitu kamu pun mendapatkan tidur yang lebih berkualitas.***
Editor: Zumrotun N.