Keindahan Ranu Regulo Permata Tersembungi di Lumajang (Foto: pemuka-rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Lumajang, salah satu destinasi wisata tersembunyi di Indonesia, menawarkan keindahan alam yang memukau, salah satunya adalah Ranu Regulo.
Terletak di ketinggian yang mempesona, Ranu Regulo menyajikan pesona alam yang menakjubkan dan menjadi destinasi impian bagi para pencinta keindahan alam.
Ranu Regulo adalah danau alami yang memikat dengan keindahan alaminya yang masih asli dan terjaga.
Air danau yang jernih memantulkan warna langit biru dan hijau pepohonan di sekelilingnya, menciptakan pemandangan yang seolah-olah diambil dari lukisan.
Baca juga: 6 Rekomendasi Wisata Terbaru di Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Libur Akhir Tahun
Suasana damai dan tenang di sekitar danau membuatnya menjadi tempat ideal untuk melepas penat dan menikmati ketenangan.
Selain danau, keindahan alam di sekitar Ranu Regulo semakin menambah daya tariknya. Perbukitan yang hijau terhampar luas, dihiasi oleh pepohonan yang rindang, menciptakan pemandangan alam yang memesona.
Bunga-bunga warna-warni yang tumbuh liar di tepian danau menambah nuansa alam yang alami dan menawan.
Ranu Regulo juga menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna yang hidup bebas di alam liar. Beberapa jenis burung yang langka dapat ditemukan di sekitar danau, membuatnya menjadi surga bagi para pengamat burung.
Selain itu, tumbuhan endemik yang tumbuh di sekitar danau menambah nilai keanekaragaman hayati di kawasan ini.
Baca juga: Daftar Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2023 di Malang
Ranu Regulo bukan hanya tempat untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga menyediakan berbagai aktivitas seru.
Pengunjung dapat menikmati kegiatan memancing di tepi danau atau berkeliling dengan perahu tradisional untuk merasakan keindahan danau dari tengah air. Trekking melintasi hutan yang indah juga menjadi pilihan menarik bagi para petualang.
Selain pesona alamnya, Ranu Regulo juga menyimpan nilai-nilai budaya dan sejarah. Sejumlah tempat suci dan situs bersejarah dapat ditemukan di sekitar danau, menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan kehidupan masyarakat sekitar. Wisatawan dapat merasakan atmosfer mistis dan sejarah yang terkandung di setiap sudut Ranu Regulo.
Salah satu keistimewaan Ranu Regulo adalah keberadaan masyarakat lokal yang ramah dan hangat. Mereka dengan senang hati berbagi cerita tentang kehidupan sehari-hari dan kekayaan alam di sekitar.
Keakraban masyarakat lokal dapat menjadi pengalaman berharga bagi para wisatawan yang berkunjung, membawa pulang kenangan tak terlupakan.
Baca juga: Sejarah di Balik Keindahan Alam Banda Neira
Meskipun menjadi destinasi wisata yang menakjubkan, Ranu Regulo juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti konservasi alam dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Penting bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk bekerja sama menjaga kelestarian dan keindahan Ranu Regulo agar tetap menjadi warisan alam yang berharga bagi generasi mendatang.
Wisata Ranu Regulo terdapat pembatasan kuota wisatawan dan pengunjung demi menjaga keberlanjutan lingkungan dan kenyamanan pengunjung.
Pembatasan bertujuan melindungi kelestarian alam dan memastikan pengalaman wisata yang lebih baik untuk semua.
Baca juga: Diteliti oleh Belanda, ini Fakta Menarik Gunung Krakatau yang Kembali Erupsi
Pembatasan jumlah pengunjung camping sebanyak 500 orang per hari, pengunjung non-camping sebanyak 1000 orang per hari, khusus Rupani, Ranu Regulo, dan Bantengan via Lumajang dapat registrasi secara on the spot di pintu masuk Senduro.
Pengunjung Bromo wajib reservasi melalui online https://bookingbromo.
Batas waktu kunjungan untuk non-camping mulai pukul 07.00 sampai 16.00, pintu masuk akan ditutup setelah waktu operasi selelsai demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung. Dengan segala keindahan alam, pesona budaya, dan kehangatan masyarakatnya, Ranu Regulo di Lumajang adalah permata tersembunyi yang siap memikat hati setiap pengunjung yang mencari pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Itulah ulasan yang berhasil dirangkum oleh Tim Pemuka Rakyat tentang peraturan kunjungan Ranu Regulo Lumajang***
Editor: Zumrotun N.