Kertas Permainan KIM (Foto: pemuka-rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Sebagai keturunan minang, atau orang minang dan belum pulang kampun sama sekali harus tahu ini sebelum pulang kampung.
Karena Kim (kesenian irama minang), selalu hadir di acara besar seperti pesta pernikahan, batagak penghulu, aqiqah, khatam qur’an dan yang lainnya.
Namun dibalik Kim ni diambil dari permainan pertama dari cina yang disebut binggo.
Kim diambil dari orang yang memperkenalkan permainan binggoyah yaitu Kim Xiang Lee.
permainan kim ini khas minang dan berkembang di Pariaman. Serta berasal dari Jalan Siti Manggopoh Naras I Kecamatan Pariaman.
Yang menciptakan permainan ini yaitu Ajo Kamal, Anasben, dan Metek Adel.
Baca juga: Pekanbaru: Kota Pusaka Riau Berbudaya dan Modern dengan Angka Kemiskinan yang Rendah
Hadirnya Kim tahun 1993 lewat group badendang oleh Indra Fidoz. Dulu Indra Fadoz bekerja mengiringi permainan Kim.
Permainan Kim ini ada penyanyi dan orang bermain organ tunggal.
Saat menyanyikan lagu dengan pantun, kemudian pada akhir pantun akan diucapkan angka.
Cara Permainan KIM
- Setiap orang yang ikut bermain ada akan diberi kupon dengan 5 kertas. yaitu warna merah, kuning, hijau, biru dan putih.
- Setiap kertas berisi angka yang sudah teracak dari angka 1-90. Setiap orang punya kertas kupon berbeda.
- Saat permainan dimulai penyanyi akan menyanyi sambil menyebutkan angka yang diambil dari sebuah tabung secara acak.
- Bila sudah satu baris memenuhi angka yang disebut penyanyi. Maka kupon itu diberikan ke penyanyi.
- Hadiah yang didapatkan ada dua kotak hadiah dan mengambil koin paling besar akan mendapatkan uang.
Baca juga: Mengenal Keindahan Nagari Pariangan, Desa Terindah di Dunia: Lokasi, Rute, Pemandangan, Fasilitas dan Harga Tiket
Permainan ini biasanya dimulai setelah isya sampai menjelang subuh. Karena semakin malam dan ramai akan semakin banyak hadiah dikeluarkan.
Bisa saja hadiah yang keluar ada TV, Kulkas dan alat rumah tangga lain.
Permainan ini bersifat adil, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bila hadiah yang dikeluarkan ada satu tapi pemenangnya lebih dari satu.
Permainan Kim memiliki aturan, yaitu hadiah akan dibagi dua atau dikeluarkan satu hadiah lagi dengan nominal yang berbeda.
Agar saat mendapatkan hadiah tidak kecewa.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Kawasan Seribu Rumah Gadang: Kampung Adat Terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia Tahun 2017
Dalam permainan yang hadir dari anak kecil hingga orang tua. Serta yang hadir bermacam-macam masyarakat.
Dari yang saling tidak kenal saat bermain Kim akan saling kenal dan bercengkrama, dan sangat kecil kemungkinan bila terjadi keributan.
Orang dibalik penampilan permainan kin ada penyanyi, pemain keyboard, organ tunggal, operator dan peserta.
Tugas berdendang atau menyanyi yaitu bertanggung jawab sebagai hakim. Dengan memiliki sikap yang adil, tegas dan jujur.
Serta dapat menentukan siapa yang berhak menang dengan bentul. tanpa mengubah atau memalsukkan angka yang ada di dalam kertas kupon.
Lagu yang biasa dinyanyikan adalah lagu minang, diantaranya lagu pariaman, ratok pasaman, raja doli dan irama musim lainnya.
Baca juga: Mengenal Macam-Macam Perkawinan di Minangkabau
Permainan Kim yang menjadi tradisi orang minang kini sudah berkembang, karena sekarang permainan Kim tidak hanya acara pernikahan.
Tetapi dimainkan dalam acara instansi perkantoran, dinas pendidikan dan yang lainnya.
Harapan dari adanya tradisi Kim ini sebagai pengkarya untuk mengangkat ide yang bersumber dari pengalaman.
Serta menyadarkan kembali kepada masyarakat minang bahwa permainan Kim tidak hanya sebagai hiburan saja.
Tetapi permainan Kim juga memunculkan sisi pembelajaran yang dapat diserap.
Tradisi ini sering dilakukan di dalam tenda bersama dengan warga dari berbagai desa berkumpul untuk bersilaturahmi.
Tradisi yang selalu melekat bagi orang minang tidak akan luntur untuk selalu ikut berbahagia bersama dapat pulang dan berkumpul bersama keluarga.
Itulah ulasan lengkap tentang tradisi KIM kesenian Minang yang dapat mempererat siilaturrahmi dan kebudayaan yang berhasil dirangkum Tim Pemuka Rakyat.***
Editor: Fredi A.