Lahirnya Pemuka Rakyat Indonesia (Foto: Pemuka-Rakyat.com/Zumrotun)
PEMUKA RAKYAT - Proklamasi menjadi awal dimulainya kebebasan hak dan kemerdekaan Bangsa serta lahirnya Pemuka Rakyat di Tanah Air Indonesia.
Tokoh-tokoh pemrakarsa yang turut menjadi pendorong serta pelaksana dalam terselenggaranya Proklamasi tidak lain yaitu Golongan Muda dan Golongan Tua.
Golongan Tua terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Moh Yamin, dan Iwa Kusumasumantri. Sementara itu Golongan Muda terdiri dari Chaerul Saleh, Sukarni, Adam Malik, Muwardi, Wikana dan B.M. Diah.
Kedua golongan ini akhirnya melakukan perudingan dengan menyeimbangkan kepentingan-kepentingan internal Indonesia dan Jepang yang pada saat itu saling bertentangan. Proses perundingan tersebut brlangsung selama 2 jam dari pukul 02.00 - 04.00.
Baca Juga: 8 Universitas Tertua di Dunia, Peringkat Pertama Berada di Maroko
Setelah Naskah ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta kemudian Sayuti Melik menyalin dan mengetiknya dengan mesin ketik yang diambil dari Kantor Perwakilan Angkatan Laut Jerman milik Mayor Dr. Hermann Kandeler.
Sebelum memutuskan pembacaan Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56, Golongan muda dan tua telah menyepakati dilakukan di Lapangan Ikada, namun karena alasan keamana akhirnya dipindahkan.
Sampai pada 17 Agustus 1945 Pukul 10.00 acara dimulai dengan pembacaan Naskah Proklamasi oleh Soekarno yang kemudian disambung dengan pidato singkat tanpa teks. Setelah proses pembacaan Naskah selesai dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Merah Putih yang sebelumnya dijahit oleh Fatmawati.
Dalam Pidatonya Bung Karno menyampaikan pesan mendalam setelah berpuluh-puluh tahun dijajah akhirnya bisa keluar dan melepaskan diri dari belenggu penjajah.
Bung Karno menegaskan dalam pidato Proklamasinya bahwa sebelumnya Ia telah melakukan musyarawah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.
Baca Juga: Daftar Jurusan Kuliah yang Bantu Selamatkan Bumi
Berikut ini isi teks pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:
"Saudara-saudara sekalian.
Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita Bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan Tanah Air kita bahkan telah beratus-ratus tahun! Gelombang aksi kita untk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju arah cita-cita.
Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapo pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percata kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-bnar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesaia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:
PROKLAMASI
Itulah rangkuman peristiwa Proklamasi yang melahirkan Pemuka Rakyat.***
Editor: Fredi A.