Kapal Pinisi yang Sedang Berlayar (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Berikut fakta mengenai kapal pinisi, mulai dari sejarah singkat, arti nama, jenis, proses pembuatan hingga karakteristik.
Google Doodle atau logo khusus yang ada di beranda Google saat ini berganti menjadi logo kapal pinisi, peninggalan budaya nenek moyang.
Logo berwarna merah yang dipadu dengan warna orange tersebut berhasil menarik perhatian para pengguna internet karena kapal tersebut menyimpan sejarah yang menarik untuk diketahui.
Saat ini banyak yang mencari tahu makna dari logo kapal yang menjadi Google Doodle saat ini. Maka dari itu, berikut Tim Pemuka Rakyat berhasil merangkum Fakta-fakta seputar kapal warisan nenek moyang Suku Bugis tersebut.
Sejarah Singkat
Kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Laki-laki bernama Sawerigading yang merupakan putra mahkota Kerajaan Luwu pada abad ke-14. Sawerigading membuat kapal untuk menjadi kendaraannya menuju Tiongkok untuk mempersunting gadis pujaannya asal China yang bernama We Cudai dari kayu welengreng atau pohon dewata yang dikenal kokoh dan kuat.
Baca Juga: Lopi Sandeq, Perahu Layar Tercepat di Dunia
Masyarakat suku Bugis sejak dahulu sudah terkenal sebagai suku yang piawai dalam dunia pelayaran. Perjalanan Sawerigading menuju Tiongkok berjalan mulus hingga berhasil menikahi We Cudai. Namun saat perjalanan pulang, kapalnya diterjang badai besar memecahkan kapal tersebut menjadi tiga bagian, sehingga Ia terdampar di Desa Ara, Tanah Beru, Kabupaten Bulukumba.
Atas inisiatif masyarakat setempat, Kepingan-kepingan kapal yang terkena badai besar tersebut dirakit bersama-sama sehingga menjadi sebuah kapal yang sangat megah. Kapal itulah yang kemudian dikenal menjadi kapal pinisi.
Arti Nama
Kata Pinisi diketahui berasal dari suku kata pada bahasa Bugis yaitu ‘Panisi’ yang memiliki arti ‘Sisip’. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata ‘Mappanisi’ yang berarto menyisipkan (proses mendempul). Kalimat ‘Lopi dipanisi’ memiliki arti perahu yang disisip atau didempul.
Di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa nama kapal tersebut dari gabungan dua kata yaitu ‘Picuru’ yang berarti contoh yang baik dan ‘Binisi’ yang berarti ikan kecil yang tangguh dan lincah, nama tersebut diberikan oleh Raja Tallo.
Jenis Kapal Pinisi
Kapal asal Bugis tersebut memiliki dua jenis kapal yang memiliki sistem layar pinisi, diantarannya:
Baca Juga: Pasar Pengantin, Tradisi di Bulgaria
Palari (untuk berlari)
Bentuk awal kapal dengan lunas (bagian paling bawah kapal) melengkung dan posisi dua kemudi ada di samping buritan. Lambung kapal jenis ini mirip dengan lambung kapal Padewakang yang digunakan untuk mencari ikan oleh orang Sulawesi.
Lamba atau Lambo
Pinisi modern yang sudah dilengkapi dengan motor diesel dan masih eksis hingga saat ini. Kapal jenis ini termotivasi dari Kapal-kapal Eropa dengan posisi kemudi berada di tengah sehingga lebih efektif untuk bermanuver. Beberapa ada yang menambahkan dua kemudi di samping sebagai hiasan.
Proses Pembuatan
Proses pembuatan kapal peninggalan nenek moyang suku Bugis tersebut terbagi atas tiga tahap, diantaranya;
Penentuan Hari Baik
Hari baik ditetukan untuk melakukan pencarian bahan baku (kayu) pembuatan kapal, biasanya jatuh pada hari kelima dan ketujuh. Dimana angka lima menyimbolkan rezeki yang sudah di tangan sedangkan angka tujuh memiliki arti selalu mendapat rezeki. Kayu yang biasa digunakan yaitu kayu jati, kayu besi dan kayu kandole atau punaga.
Menebang, Memotong dan Mengeringkan Kayu
Langkah selanjutnya setelah menentukan pohon yang tepat untuk dijadikan bahan baku, pohon ditebang dan dipotong menjadi kayu yang siap dikeringkan dan kemudian dirakit (pemasangan lunas, mendempul papan dan memasang tiang layar)
Baca Juga: Alasan Buton tidak Pernah Dijajah Belanda
Peluncuran Kapal ke Laut
Sebelum kapal diluncurkan ke kapal, dilaksanakan upacara mensucikan kapal (maccera lopi) terlebih dahulu, ditandai dengan penyembelihan kambing (jika bobot kurang dari 100 ton) atau sapi (jika bobot lebih dari 100 ton).
Karakteristik
Pada zaman dulu, kapal yang memiliki mesin layar pinisi tersebut digunakan untuk mengangkut Barang-barang, sedangkan saat ini kapal tersebut menjelma menjadi kapal mewah komersial.
Berikut Bagian-bagian yang harus ada pada kapal pinisi:
- Anjong atau segitiga penyeimbang, berada di bagian paling depan kapal
- Sombala atau layar utama, memiliki ukuran yang sangat besar hingga mencapai 200 meter
- Tanpasere atau layar kecil, memiliki bentuk segitiga dan berada di setiap tiang utama
- Cocoro Pantara (layar bantu depan), Cocoro Tangnga (layar bantu tengah) dan Tarengke (layar bantu belakang)
Demikianlah ulasan sejarah singkat, arti nama, jenis, proses pembuatan hingga karakteristik yang dimiliki kapal pinisi yang saat ini menjadi Google Doodle.***
Editor: Fredi A.