Dampak Psikologis Bagi Korban Bullying (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Perilaku bullying memiliki dampak yang sangat buruk bagi korbannya. Bentuk dari perilaku bullying ini ialah dimulai dari verbal, non verbal, dan tindakan yang sudah melukai fisik.
Dalam perilaku bullying ini tidak hanya mengisi permasalahan buruk bagi si korban, tetapi juga mempengaruhi si pelaku.
Dalam bidang Psikolog dampak bagi korban bullying itu sangat beragam. United Nation International Children’s Emergency Fund (UNICEF) tahun 2016, menempatkan Indonesia menjadi peringkat satu untuk kasus perilaku bullying.
Pada tahun 2008, hasil penelitian sebanyak 39% guru terlibat dalam perilaku bullying tersebut.
Perilaku bullying sekecil apapun itu, tidak dapat dinormalisasikan karena berdampak besar pada kesehatan mental seseorang.
Baca Juga: 8 Cara Punya Mental yang Kuat
Dampak dari perilaku bullying ini tidak hanya mempengaruhi si korban, tapi juga pada si pelaku. Perilaku bullying bisa saja dilakukan tanpa sadar melewati kata-kata, diawali dengan rusaknya mood seseorang dan perasaannya yang terluka karena ucapan si pelaku.
Banyak yang mengira ucapan kasar kepada seseorang tanpa respon berupa emosi, tidak akan melukai perasaannya. Namun, tanpa sadar kita sudah memberikan dampak negatif kepada orang tersebut.
Meski si korban tidak memperlihatkan bahwa dirinya terganggu. Kebanyakan Orang-orang, tidak mampu melawan ketika Ia berada pada situasi tersebut.
Karena si korban bisa saja berpikir bahwa ia pantas diperlakukan seperti itu, karena keadaan kepercayaan dirinya mulai turun. Banyak sebab kenapa si korban tidak bisa melawan ataupun melaporkan tindak perilaku bullying.
Berikut ini, Tim Pemuka Rakyat sudah merangkum bagaimana dampak dari akibat perilaku bullying terhadap korban.
Baca Juga: 12 Poin Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
Tidak Percaya Diri
Dari perilaku bullying yang dilakukan terhadap korban, mengundang rasa ketidak percayaan diri baginya.
Ketika mengalami rentetan kekerasan verbal atau non verbal, tentu menghadirkan Luka-luka baik pada fisik maupun mental dan perasaan.
Seperti bekas luka pada bagian tertentu di tubuh, membuat korban merasa tidak percaya diri setiap kali melihatnya.
Serta membawa perasaan tidak nyaman dan ketakutan, jika kembali mengingat peristiwa yang Ia alami. Atau melewati ucapan si pembully, akan membuat si korban juga bias merasa rendah diri.
Apabila perilaku bullying tersebut berkaitan dengan pelecehan seksual, akan berdampak buruk pada psikis si korban dan membuatnya lebih rendah diri hingga merasa tidak dapat mempercayai siapa pun lagi.
Menutup Diri dari Sosial
Korban dari perilaku bullying akan menjadi sangat rendah diri dan tidak percaya diri lagi untuk bertemu dengan orang lain.
Ia ingin menghindari interaksi dengan orang lain karena sudah tidak dapat mempercayakan seseorang dalam hidupnya.
Self-Harm
Korban bullying umumnya akan memiliki mental yang buruk dari akibat perudungan tersebut. Keadaan psikis yang terguncang akan membuatnya memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri, meskipun dia tidak bermaksud untuk melakukannya.
Ia menyakiti dirinya sendiri, dengan tujuan ingin melampiaskan emosi dalam dirinya. Bisa jadi karena trauma, atau gangguan mental akibat dari perudungan tersebut.
Menjadi Sangat Sensitif
Dampak selanjutnya dari perilaku bullying verbal yang biasanya dirasakan oleh korban, adalah perubahan emosi yang menjadi sangat sensitif.
Mudah mengalami depresi, ganguan pecernaan, bahkan akan sulit kembali untuk beradaptasi dengan orang lain setelahnya.
Keinginan Bunuh Diri
Dampak satu ini adalah dampak yang sudah tergolong sangat buruk, diakibatkan karena korban bullying sudah berada pada fase dimana tekanan dari perudungan tersebut membebaninya dengan rasa putus asa.
Jika tidak ada dukungan dari keluarga, teman, atau pun pihak yang bisa memberikan energi positif pada si korban. Maka dampak perudungan dapat membunuh si korban tersebut dengan tindakan bunuh dirinya.***
Editor: Fredi A.