Lulusan Sarjana (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Cuitan Mashiro Jun Alexander, @MashiroJunalx di aplikasi X (sebelumnya Twitter) ramai menjadi perbincangan netizen.
Pasalnya, akun tersebut menuliskan opsi selain kuliah dengan ilustrasi seolah-olah kuliah itu Sia-sia, pada Senin (11/03/2024).
Merasa apa yang disampaikan akun tersebut "sesat", CEO sekaligus Founder Satrio Cunsulting, Primawan Satrio Bindono memberikan pencerahan.
Sebagaimana dikutip Pemuka-Rakyat.com (PR) dalam cuitan akun @primawansatio pada 11 Maret 2024. "Kalau kamu ga kuliah, dan artinya ga punya ijazah S1, akan sulit bisa kerja ke luar Negeri sebagai professional".
Prima menambahkan, kecuali melamar sebagai specialized worker (pelayan resto, dan seterusnya).
Baca Juga: Welin Kusuma: Menciptakan Sejarah Baru dengan 45 Gelar di Berbagai Universitas
"Dan butuh training juga. Kuliah itu investasi, utamanya ngelatih cara berpikir," tambah Prima yang merupakan lulusan Telkom Institute of Technology.
Sebuah studi terbaru juga menguatkan pentingnya nilai pendidikan tinggi yang dipublikasi oleh American Education Research Journal.
Studi itu berjudul Degrees of Return: Estimating Internal Rates of Return for College Majors Using Quantile Regression".
Para peneliti dari New York University dan Rutgers University mengevaluasi keuntungan ekonomi dari melanjutkan pendidikan tinggi.
Terungkap, meski muncul tantangan, memperoleh gelar sarjana masih memberikan hasil dalam jangka panjang.
Baca Juga: 3 Tips Utama Memilih Jurusan Kuliah buat Gen Z di 2024
Studi ini meneliti kondisi keuangan 5,8 juta orang Amerika, dan menyoroti manfaat ekonomi dari pendidikan tinggi.
Melalui perbandingan pendapatan seumur hidup dari individu pemilik gelar sarjana dan yang hanya memiliki ijazah SMA, penelitian ini memberikan argumen kuat yang mendukung pendidikan tinggi.
Inti dari studi ini adalah keuntungan finansial yang signifikan bagi lulusan perguruan tinggi.
Dengan perkiraan laba atas investasi (ROI) tahunan sebesar 9,88% untuk perempuan dan 9,06% untuk Laki-laki.
Angka ini mewakili Rata-rata keuntungan finansial tahunan yang dapat diharapkan dari gelar mereka selama karir mereka, dibandingkan dengan biaya awal dan berkelanjutan pendidikan perguruan tinggi.
Baca Juga: Fresh Graduate Merapat! CPNS 2024 Akan Segera Dibuka! Yuk Intip Persiapan untuk Mendaftar CPNS!
Rekan penulis studi Liang Zhang menyampaikan, analisis biaya, manfaat menemukan Rata-rata gelar sarjana menawarkan keuntungan yang lebih baik daripada pasar saham.
Namun, ada perbedaan yang signifikan antar jurusan dan keuntungan yang diperoleh perempuan lebih tinggi dibandingkan Laki-laki, terang Zhang.
Penelitian ekstensif ini, berdasarkan data dari Survei Komunitas Amerika yang dilakukan oleh Biro Sensus AS dari tahun 2009 hingga 2021.
Tidak hanya mempertimbangkan pendapatan tetapi juga mempertimbangkan biaya yang terkait dengan perolehan gelar.
Biaya-biaya ini termasuk biaya sekolah, potensi hilangnya pendapatan karena tidak memasuki dunia kerja lebih awal, dan bantuan keuangan yang mungkin dapat mengimbangi beberapa biaya.
Baca Juga: Kelompok 7 KKN-PPM XLIV Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sosialisasi Pembuatan Silase Pakan Ternak
Jika ditelaah lebih dalam, analisis tersebut menunjukkan, tidak semua derajat diciptakan sama.
Bidang-bidang seperti teknik dan ilmu komputer berada di puncak keuntungan finansial, dengan tingkat pengembalian median melebihi 13%.
Sementara itu, gelar di bidang pendidikan dan humaniora berada pada kelompok yang paling bawah, dan menawarkan keuntungan kurang dari 8%.
Namun, penelitian ini juga menekankan, manfaat ekonomi dari gelar sarjana berbeda-beda berdasarkan gender dan ras.
Perbedaan itu terjadi pada lulusan perempuan dan minoritas memperoleh keuntungan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan lulusan Laki-laki dan kulit putih.
Baca Juga: Generasi Z, Teknologi dan Pendidikan
Dari sudut pandang kebijakan, para peneliti berpendapat perlunya dukungan keuangan yang ditargetkan bagi siswa di Jurusan-jurusan penting namun kurang menguntungkan.
Tujuannya untuk memastikan masyarakat terus mendapatkan manfaat dari beragam keterampilan dan pengetahuan.
Mengingat kesenjangan besar dalam keuntungan antar jurusan perguruan tinggi dan antisipasi pertumbuhan lapangan kerja di sektor teknologi informasi dan kesehatan, tren ini kemungkinan akan terus berlanjut sebelum mencapai keseimbangan baru, simpul Zhang.
Zhang menilai, hal ini akan berdampak besar pada pendidikan tinggi sebagai sebuah industri dan pada individu yang membuat keputusan tentang di mana dan apa yang akan dipelajari.***
Editor: Fredi A.