Sosok Presiden dan Komisaris AMAN Mineral Internasional, Agoes Projosasmito (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Berikut profil dan perjalanan karir dari seorang Agoes Projosasmito yang merupakan bos PSS Sleman dan masuk dalam daftar ke 8 orang terkaya di Indonesia.
Baru-baru ini majalah bisnis dan finansial asal Amerika Serikat, Forbes akhirnya merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, diketahui jika kekayaan orang terkaya di Indonesia mengalami peningkatan hingga 40 persen.
Di antaranya daftar 50 orang terkaya di Indonesia, nama Agoes Projosasmito masuk dan menduduki posisi ke 8 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2023.
Bahkan ada empat nama baru yang masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia, salah satunya adalah Agoes Projosasmito.
Berdasarkan data dari Forbes, orang terkaya ke 8 di Indonesia ini ternyata memiliki total kekayaan sebanyak USD 5.4 miliar atau setara dengan Rp83 triliun. Lantas bagaimana sosok dari Agoes Projosasmito? Berikut Tim Pemuka Rakyat telah merangkum profil dan perjalanan karirnya.
Baca Juga: Biografi Susi Pudjiastuti
Profil
Bos dari PSS Sleman ini merupakan seorang Presiden sekaligus Komisaris Amman Mineral Internasional. Amman Mineral International sendiri merupakan perusahaan pertambangan tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia.
Ia diketahui telah menjabat sebagai Presiden sekaligus komisaris perusahaan tersebut sejak 23 September 2020. Data tersebut berdasarkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Pria yang memiliki kekayaan sekitar Rp83 triliun ini diketahui mempunyai saham minoritas di Amman Mineral Internasional yang telah go public di Bursa Efek Indonesia sejak Juli 2023 dan memiliki nilai IPO sebesar $710 juta.
Tak hanya di situ saja, Ia juga diketahui memiliki saham di beberapa perusahaan minyak dan gas bumi seperti Medco Energi Internasional dan Perusahaan Penambang Batubara Bumi Resources.
Karenanya tak heran jika nilai kekayaannya mengalami peningkatan yang pesat. Terlebih seperti yang diketahui jika saham di perusahaan energi dan pertambangan memang cukup menggiurkan dan mendapat angin segar sejak tahun lalu.
Baca Juga: Biografi Ridwan Saidi: Politisi Sekaligus Budayawan Betawi
Dari segi pendidikan sendiri, komisaris satu ini merupakan lulusan dari the Australian National University pada tahun 1988. Ia mendapat gelar Diploma Economics of Development.
Sebelumnya ia sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1982. Saat itu, Ia mengambil jurusan ekonomi.
Perjalanan Karier
Sosok Agoes Projosasmito ternyata sudah memiliki pengalaman di industri keuangan selama lebih dari 30 tahun.
Ia mengawali karirnya pada tahun 1982 sebagai Head of Capital Markets di Danareksa (Persero). Karirnya sendiri cukup mulus dan cemerlang di dunia perbankan, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai posisi yang pernah ia tempati seperti Vice President Director di DBS Securities Indonesia pada tahun 1992-1995. Kemudian pada tahun berikutnya, ia menjadi managing Director di Danareksa selama 6 tahun atau sekitar tahun 2001.
Ia juga sempat menjadi Komisaris di PT Nusantara Mahabakti dari tahun 2007 hingga saat ini. Sebelum bergabung dengan AMMAN, lulusan sekolah the Australian National University ini ternyata sempat menjadi seorang CEO sekaligus pendiri PT Ithaca Resources.
Baca Juga: Ronny Talapessy Pengacara Richard Eliezer, Simak Profil dan Biodata Lengkapnya
Selain menjabat sebagai presiden sekaligus komisaris sebuah perusahaan, pria satu ini juga dikenal sebagai bos PSS Sleman, di mana perusahaan yang dipegang olehnya, AMMAN Mineral Internasional menjadi sponsor utama dari klub PSS Sleman saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari logo Amman Mineral yang terdapat di jersey PSS di bagian depan dan di halaman resmi PSS Sleman.
Selain AMMAN Mineral Internasional, diketahui jika perusahaan Agoes juga mensponsori klub sepak bola tersebut yaitu, Medco Energi.
Demikian profil dan perjalanan karir dari seorang Agoes Projosasmito yang merupakan bos PSS Sleman sekaligus orang terkaya ke 8 di Indonesia.***
Editor: Fredi A.