Kenali Penyakit Leptospirosis, Bisa Datang dari Hewan Peliharaan Anda!

Leptospirosis Bisa Datang dari Hewan Peliharaan Anda (Foto: Pemuka-Rakyat.com)

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira, bakteri yang dihasilkan dari air seni hewan.

Bakteri ini umumnya tersebar melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi, terutama anjing, tikus, dan hewan ternak.

Hewan-hewan ini mungkin tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat membawa bakteri.

Bakteri Leptospira dapat menyebar pada manusia apabila mereka berkontak langsung dengan air, tanah, hingga makanan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Dampak Rebahan Kaum Mageran dan Resiko Kanker Pankreas

Area pada mata, mulut, hidung, dan luka terbuka pada kulit sangat rentan terhadap masuknya bakteri Leptospira.

Meski tidak mematikan, tentunya Anda harus ekstra waspada terhadap penyakit satu ini, terutama bagi Anda yang memiliki hewan peliharaan.

Berikut ini Tim Pemuka Rakyat merangkum penyakit leptospirosis lebih dalam hingga cara mencegahnya.

Penyebab Leptospirosis

Bakteri Leptospira umumnya dibawa oleh berbagai hewan dan berasal dari ginjal mereka. 

Ketika hewan tersebut buang air kecil, bakterinya dapat mencemari tanah dan sumber air.

Baca Juga: Lumpuh Layu Akibat Polio: Penyebab dan Proses Pemulihan

Paparan tanah atau air yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi dapat menyebabkan masuknya bakteri Leptospira ke dalam tubuh Anda.

Bukan hanya area wajah yang rentan terpapar, bakteri tersebut juga mudah masuk melalui kerusakan pada kulit, seperti luka, goresan, atau bagian kulit kering. 

Aktivitas yang membuat Anda harus berkontak langsung dengan air seperti arung jeram, berenang, dan berkemah di sekitar sungai, beresiko besar membuat Anda tertular.

Selain itu, bakteri ini dapat masuk melalui alat kelamin tubuh Anda. Meskipun penularan dari orang ke orang jarang terjadi, penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual atau menyusui.

Leptospirosis cenderung lebih sering muncul di daerah tropis dan hangat. 

Baca Juga: Penyakit GERD: Mengenali Gejala, Penyebab, dan Perbedaannya dengan Asam Lambung serta Maag

Meskipun bakteri ini dapat ditemukan secara global, bakteri ini umum ditemukan di Negara-negara seperti Australia, Afrika, Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan, serta Karibia.

Gejala Leptospirosis

Leptospirosis, dalam kebanyakan kasus, menimbulkan rasa tidak nyaman namun biasanya tidak mengancam nyawa, seperti halnya flu yang parah. 

Beberapa gejala umum leptospirosis biasanya muncul antara 2 hingga 30 hari setelah terpapar bakteri Leptospira yang meliputi:

• Demam tinggi
• Sakit kepala
• Meriang
• Mual dan muntah
• Sakit perut
• Nyeri pada otot dan sendi
• Kemerahan pada mata
• Ruam pada kulit
• Kelelahan yang berlebihan

Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis dapat terjadi lebih parah dan menyebabkan masalah serius seperti: 

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Penyakit Vertigo: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

• Pneumonia
• Gagal ginjal
• Gangguan hati
• Perdarahan internal
• Meningitis

Leptospirosis pada Kucing dan Anjing

Hewan yang diketahui menjadi penular utama leptospirosis kepada manusia adalah tikus, terutama tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira. 

Namun, Anda jangan merasa lega dulu, nyatanya peliharaan seperti kucing dan anjing juga dapat menjadi penyimpan alami bakteri ini.

Mereka umumnya menularkan bakteri kepada manusia melalui urin atau cairan tubuh lainnya.

Gejala leptospirosis pada hewan peliharaan dapat beragam, bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Baca Juga: Daftar Jenis Penyakit Penyebab Kematian Terbesar di Indonesia

Adapun gejala berat yang timbul pada hewan peliharaan akibat leptospirosis seperti demam, muntah, diare, sakit perut, kelelahan, dan penurunan nafsu makan.

Apabila Anda menemukan gejala demikian pada anak bulu Anda, segera periksakan ke klinik hewan terdekat. 

Setelah itu, Anda sebisa mungkin harus meminimalisir kontak dengan hewan peliharaan Anda sebelum pulih sepenuhnya.

Diagnosis Leptospirosis 

Proses diagnosis leptospirosis melibatkan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Pertama: Dokter akan menanyakan gejala yang Anda alami, serta aktivitas Anda sebelumnya yang mungkin ada kontak langsung dengan air maupun tanah. 
2. Tes Darah: Tes darah akan membantu mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Leptospira.
3. Tes Urin: Beberapa dokter mungkin menyarankan Anda untuk turut melakukan tes urin agar memastikan keberadaan bakteri Leptospira.

Baca Juga: Tampak Bugar dan Sehat, Mengapa Atlet Bisa Terkena Penyakit Jantung?

Pada gejala leptospirosis yang parah, Anda mungkin memerlukan rontgen dada, CT scan, atau pemeriksaan lainnya. 

Pemeriksaan detail ini akan membantu menunjukkan kerusakan pada organ Anda yang disebabkan oleh bakteri.

Pencegahan dan Penanganan Leptospirosis

Anda dapat mencegah dan menangani penularan leptospirosis dengan melakukan hal berikut: 

Pencegahan Leptospirosis

• Hindari minum air yang tidak aman atau sembarangan, terutama di Negara-negara berkembang yang airnya mungkin sudah terkontaminasi.
• Hindari tempat yang kemungkinan terdapat banyak hewan terinfeksi, khususnya tikus liar.
• Tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, terutama saat bepergian, sebab leptospirosis lebih sering terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk.
• Gunakan cairan desinfektan untuk keperluan pembersihan, karena cairan ini efektif untuk membunuh bakteri Leptospira.

Penanganan Leptospirosis

• Apabila Anda merasakan gejala leptospirosis, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
• Anda mungkin akan diresepkan antibiotik seperti doxycycline atau penicillin untuk mengatasi infeksi.
• Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
• Istirahat yang cukup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Tuberkulosis: Gejala dan Pengobatan

Inilah penjelasan tentang leptospirosis, mulai dari penyebab hingga pencegahan, yang perlu Anda pahami.***