Aksi Seru Film "13 Bom di Jakarta" (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - Sejak dirilis secara bersamaan di bioskop Indonesia lima hari yang lalu, lebih dari 500 ribu penonton telah menyaksikan film "13 Bom di Jakarta".
Film karya sutradara Angga Dwimas Sasongko tersebut mengisahkan suasana tegang di kota Jakarta pasca serangan dan ancaman teror dari sekelompok teroris.
Terkait dengan rencana peledakan 13 bom setiap interval 8 jam di lokasi umum.
Berikut Tim Pemuka Rakyat menyajikan informasi ini lengkap dengan sinopsisnya:
Ardhito Pramono, yang memerankan karakter William dalam film "13 Bom di Jakarta," mengucapkan terima kasih kepada penonton yang telah menonton film tersebut di bioskop.
Baca Juga: Film Ancika 1995 Segera Tayang di Bioskop! Yuk Intip Sinopsis dan Tokoh Pemerannya!
Salah satu Pemeran tersebut menyapa penonton dengan mengungkapkan bahwa para pemain, sutradara, penulis, dan semua yang terlibat dalam film ini sungguh bersemangat dan mengeluarkan segala kemampuan terbaik kami.
Bagi yang sudah menonton ajak temanya untuk menonton lagi, dan bagi yang sudah menonton, tolong jangan memberikan bocoran cerita, ya.
Setting yang realistis, adegan baku tembak, Kejar-kejaran mobil, pertarungan, hingga ledakan dramatis yang menggunakan efek praktis.
Film ini berhasil menyajikan pengalaman menonton yang penuh ketegangan sepanjang dari awal hingga akhir.
Publik figur Indonesia yang telah menonton film "13 Bom di Jakarta" di bioskop juga memberikan apresiasi terhadap karya tersebut.
Adegannya sangat menegangkan. Ketika menonton, kita merasakan kegelisahan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Benar-benar seperti naik roller coaster," ujar aktor Arifin Putra. Film "13 Bom di Jakarta," yang terinspirasi dari kejadian nyata, tidak hanya mengandalkan aksi laga yang seru, tetapi juga memiliki kedalaman cerita yang memikat simpati penonton.
Keputusan Angga Dwimas Sasongko untuk menjadikan genre aksi spionase sebagai fokus dalam film "13 Bom di Jakarta."
Setelah sebelumnya menggali genre perampokan dalam "Mencuri Raden Saleh," dianggap sebagai penyegaran bagi perfilman Indonesia.
Ia rasa film ini lebih bagus daripada Mencuri Raden Saleh.
Baca Juga: Tembus 1 Juta Penonton: Profil Para Pemeran Utama Dalam Film Saranjana Kota Ghaib
Jadi, klaim bahwa ini adalah film aksi terbesar Indonesia tahun ini, menurutku, memang benar.
Tidak ketinggalan, aktor Kemal Palevi juga memberikan tanggapannya. "Sangat solid.
Masa depan film aksi dan film berkualitas Indonesia, salah satunya terletak di tangan Anda, Mas Angga. Pertahankan terus kualitas ini."
Film "13 Bom di Jakarta" dianggap sebagai harapan bagi masa depan sinema Indonesia yang lebih berkualitas.
Sangat bangga Indonesia bisa memproduksi film sebagus ini. Tidak ada kekurangan sedikit pun dalam tempo filmnya.
Baca Juga: Sinopsis dan Fakta Menarik tentang Film Onde Mande yang Wajib Ditonton
Vibes-nya sangat internasional! Layak untuk ditonton, Teman-teman.
Film ini harus sukses agar semakin banyak film sejenis dapat diproduksi. Hampir tanpa cela," puji aktris Sharena Delon.
Sinopsis film 13 Bom di Jakarta
Jakarta, sebuah kota metropolitan yang selalu penuh dengan kehidupan dan kesibukan, Tiba-tiba terhempas ke dalam kegelapan.
Sebuah kelompok teroris secara bersamaan melancarkan serangan teror dengan ancaman 13 bom yang tersebar di seluruh penjuru Jakarta.
Dalam rangka penelusuran terhadap serangan teror tersebut, Badan Kontra Terorisme Indonesia (ICTA) menemukan jejak yang mengarah pada Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono), dua pengusaha muda di bidang mata uang digital yang dicurigai terlibat.
Baca Juga: Suku Bajo Sukses Jadi Inspirasi Film Avatar 2: The Way of Water
Misi tim ICTA menjadi semakin rumit ketika mereka mulai mencurigai adanya penyusup dalam tim mereka sendiri.
Namun, di sisi lain, pemimpin kelompok teroris, Arok (Rio Dewanto), terus melancarkan aksi terornya dengan meledakkan bom setiap 8 jam.
Satu-satunya cara untuk menghentikan serangan teror tersebut adalah dengan menyerahkan imbalan bernilai fantastis, atau keselamatan seluruh warga Jakarta akan terus terancam.***
Editor: Fredi A.