Pengguna Vape Mayoritas Anak Remaja, WHO Larang Peredarannya (Foto: Pemuka-Rakyat.com)
PEMUKA RAKYAT - World Health Organization (WHO) telah menyerukan kepada semua Negara di seluruh dunia untuk secara tegas melarang penggunaan rokok elektrik (Vape), menempatkannya pada tingkat yang setara dengan rokok tembakau.
Panggilan ini sangat krusial guna menjaga perlindungan Anak-anak dan remaja dari potensi bahaya yang mungkin timbul akibat penggunaan vape.
Informasi lanjut mengenai larangan penggunaan Vape terkhusus Anak-anak dan remaja telah di rangkum oleh Tim Pemuka Rakyat sebagai berikut:
WHO mengamati bahwa pemasaran vape telah secara khusus menargetkan Anak-anak dan remaja melalui berbagai platform media sosial dan influencer.
Produsen vape juga telah merespons dengan menyajikan pilihan rasa yang mencapai 16 ribu variasi, dalam upaya menarik perhatian golongan usia muda.
Baca Juga: Menuju MotoGP: Kemudahan Perjalanan Karir Veda Ega ke Pentas Balap Dunia
WHO menegaskan bahwa tindakan mendesak ini menjadi suatu keharusan untuk mengatasi tingginya konsumsi vape di kalangan anak-anak dan remaja, sekaligus dampak merugikan yang mungkin timbul bagi nonperokok.
Terlebih lagi, saat ini, sejumlah produk vape dipasarkan dengan menggunakan karakter kartun dan desain yang menarik, menciptakan daya tarik khusus bagi generasi muda.
Oleh karena itu, perlunya tindakan segera untuk melindungi mereka dari risiko yang terkait dengan penggunaan vape.
Direktur Promosi Kesehatan WHO, Dr. Ruediger Krech, mengekspresikan keprihatinan atas peningkatan yang mengkhawatirkan dalam penggunaan rokok elektrik di kalangan Anak-anak dan remaja.
Menurutnya, angka penggunaan pada kelompok ini bahkan melampaui tingkat konsumsi orang dewasa di banyak negara. Pernyataan ini disampaikan pada tanggal 14 Desember 2023, sebagaimana dilaporkan dalam situs resmi WHO.
Baca Juga: Gebrakan 2024, Tim VR46 Gunakan Livery Karya Orang Indonesia
Vape, sebagai produk konsumen, tidak dapat dianggap efektif dalam menghentikan penggunaan tembakau di tingkat populasi. Sebaliknya, Bukti-bukti yang muncul justru menunjukkan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Vape telah diberi izin untuk beredar di pasar terbuka dan dipasarkan dengan agresif, khususnya kepada generasi muda.
Fakta menunjukkan bahwa hanya 34 Negara yang mengeluarkan larangan penjualan vape, sementara 88 negara tidak memiliki batasan usia minimum untuk membeli vape, dan 74 Negara tidak memiliki regulasi yang cukup untuk mengatasi produk-produk berbahaya tersebut.
Tingkat penggunaan vape pada kelompok usia 13 hingga 15 tahun menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa di seluruh wilayah WHO.
Di Kanada, terdapat peningkatan dua kali lipat dalam tingkat penggunaan vape di kalangan anak usia 16 hingga 19 tahun antara tahun 2017–2022. Sebagai perbandingan, di Inggris, jumlah pengguna vape meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
Paparan singkat terhadap konten vape di media sosial memiliki korelasi dengan peningkatan niat untuk menggunakan produk tersebut dan menciptakan sikap yang lebih positif terhadap vape.
Penelitian secara konsisten mengindikasikan bahwa generasi muda yang terpapar vape memiliki hampir tiga kali lipat kemungkinan untuk mengonsumsi rokok di masa yang akan datang.
Vape yang mengandung nikotin telah terbukti sangat membuat ketagihan dan membawa risiko berbahaya bagi kesehatan.
Meskipun dampak jangka panjangnya masih belum sepenuhnya dipahami, namun diketahui bahwa vape menghasilkan zat beracun, beberapa di antaranya terkait dengan risiko kanker, sementara yang lain meningkatkan potensi gangguan jantung dan paru-paru.
Penggunaan vape juga dapat memiliki dampak negatif terhadap perkembangan otak remaja dan menyebabkan gangguan belajar.
Baca Juga: Desember Tak Kunjung Hujan, Yuk Intip Penyebabnya dan Prediksi Kapan Turunnya Hujan!
Paparan vape pada janin juga diketahui dapat memberikan pengaruh buruk pada perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil.
Selain itu, WHO menyampaikan bahwa paparan emisi dari vape dapat menimbulkan risiko bagi Orang-orang di sekitar pengguna vape.
WHO menegaskan perlunya Langkah-langkah mendesak untuk mencegah penggunaan vape dan melawan kecanduan nikotin.
Organisasi ini juga menyerukan perlunya pendekatan komprehensif dalam pengendalian tembakau, dengan mempertimbangkan kondisi khusus setiap Negara.
Demikianlah informasi yang disampaikan mengenai dampak penggunaan vape, khususnya terhadap kelompok rentan seperti remaja.
Baca Juga: Badai Matahari Akhir Tahun 2023: Penyebab dan Cara Menanggapinya
Kesadaran akan risiko kesehatan yang terkait dengan zat beracun dan kecanduan nikotin menjadi titik penting dalam upaya melindungi masyarakat.
Dengan panggilan WHO untuk langkah-langkah preventif serta pendekatan komprehensif dalam pengendalian tembakau, diharapkan dapat membentuk dasar untuk tindakan kolektif demi kesejahteraan dan kesehatan bersama.***
Editor: Fredi A.
